Kota Besar Asia Harus Waspadai Serangan Badai Besar
Gabungan beberapa faktor membuat kota-kota besar itu sangat rentan, katanya.
Salah satunya adalah kenaikan rata-rata permukaan air laut, yang menurut model penelitian akan menjadi sekitar 50 cm (20 inci) pada 2070, saat suhu yang menghangat menyebabkan lautan semakin luas.
Lalu ada juga gelombang badai dari siklon, yang juga membawa hujan lebat.
Beberapa ilmuwan mengatakan badai ini bisa menjadi lebih ganas sering waktu, tetapi ilmuwan lainnya tidak sependapat.
Tom Mitchell, kepala perubahan iklim di Overseas Development Institute di Inggris, mengatakan: "Ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa dengan perubahan iklim kita mungkin merasakan kecepatan angin yang lebih kuat tetapi jumlah siklon tropis secara keseluruhan tidak akan mengalami perubahan atau bahkan mungkin sedikit menurun. "
Dampak badai besar akan sangat terasa ketika kota mengikis pertahanan alami mereka dan warga diizinkan tinggal di tempat yang memiliki risiko tinggi.
Dalam sebuah laporan tentang cuaca ekstrem pada Maret lalu, Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) milik PBB mencatat bahwa kenaikan 50 cm di permukaan laut akan membuat Mumbai tidak dapat dihuni lagi.
Menurut laporan OECD, 1,9 juta orang di Mumbai terkena banjir pesisir pada 2005, angkanya mungkin akan meningkat menjadi 14 juta orang pada 2070.
Kesadaran akan risiko itu dan tata pemerintahan yang baik merupakan kunci untuk mengurangi ancaman, kata Ashvin Dayal, kepala Rockefeller Foundation di Asia, yang mendukung proyek untuk memperkuat pertahanan iklim wilayah tersebut.
Kota-kota dapat menjaga dataran banjir dan membangun kembali hutan bakau yang merupakan perisai alami gelombang badai. Kota-kota dapat memperbaiki perencanaan untuk mencegah badai berbahaya dan menggunakan model yang lebih baik untuk mengetahui cara menggunakan lahan.
Dan mereka dapat mempromosikan teknik sederhana tapi efektif seperti penyemenan lantai rumah, yang berarti air dapat mengalir keluar setelah banjir tanpa kerusakan pada struktur bangunan.
"Kita harus bergerak dari situasi solusi yang mungkin gagal dan tidak aman ke situasi yang mungkin mengalami kegagalan tapi tetap aman," kata Dayal.
"Hal-hal seperti ini [Badai Sandy] membuat orang terkejut dan benar-benar membuat mereka waspada. Kami hanya harus memastikan bahwa mereka tidak akan melupakan kejadian ini."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar